Putri_Bunga_dan_Burung_Emas

Putri Bunga dan Burung Emas

Di sebuah kerajaan yang dikelilingi oleh Hutan Ajaib, hiduplah Putri Bunga yang cantik dan baik hati. Karena cinta dan ketulusannya, Putri Bunga dicintai rakyatnya.

Suatu hari, seekor Burung Emas dari Negeri Langit datang menghampiri Putri Bunga. Burung Emas itu membawa pesan dari langit. “Wahai Putri Bunga, hanya engkau yang dapat menyelamatkan Hutan Ajaib dari kutukan Sang Penyihir Hitam sebab engkau memiliki hati yang tulus.”

“Apa yang harus kulakukan wahai Burung Emas?” tanya Putri Bunga.

“Engkau harus menemukan bunga ajaib yang tumbuh di Gunung Rinjani,” jawab Burung Emas. “Karena kalau tidak, Penyihir Hitam akan menghancurkan hutan ajaib ini dan menguasai kerajaanmu.”

Putri Bunga bersiap menjalankan tugasnya. Burung Emas menemaninya. Putri Bunga dan Burung Emas sampai di sungai berwarna hijau. Ketika Putri Bunga dan Burung Emas melintasi genangan air, seekor ular raksasa muncul dari sungai dan bersiap menyerang Putri Bunga.

Burung Emas mencabut satu bulu sayapnya dan seketika berubah menjadi pedang emas. Putri Bunga menggunakan pedang emas itu untuk melawan ular raksasa.

Ular raksasa itu melilit Putri Bunga. Namun, Putri Bunga berhasil mengalahkan sang ular. Ular raksasa yang terluka pun kembali ke dasar sungai.

Ketika Putri Bunga dan Burung Emas hampir mendekati Gunung Rinjani, Penyihir Hitam menghadang mereka. Penyihir Hitam dikawal oleh dua serigala besar.

“Kau tak akan berhasil menemukan bunga ajaib itu wahai Putri Bunga. Seluruh hutan dan kerajaanmu sebentar lagi akan menjadi milikku,” kata Sang Penyihir Hitam.

“Tak akan kubiarkan itu terjadi,” kata Putri Bunga dengan berani.

Dua serigala raksasa itu pun menyerang Putri Bunga. Burung Emas menghadang kedua serigala itu.  Dari sayapnya, Burung Emas mengeluarkan ratusan anak panah yang berhasil melukai kedua serigala itu. Kedua serigala besar itu terluka dan kabur ke dalam hutan.

Sang Penyihir Hitam yang sangat marah kemudian mengangkat tongkat sihirnya dan terjadilah petir.

Dengan cakarnya, Burung Emas menyerang Penyihir Hitam. Tongkat sihir pun ke tanah, lalu Putri Bunga mematahkan tongkat sihir itu.

Seketika Sang Penyihir Hitam berubah menjadi seekor burung gagak yang tak berdaya.

Menjelang malam, Putri Bunga berhasil menemukan bunga ajaib! Namun, bunga itu hampir layu. Putri Bunga lalu mengucapkan kata-kata penuh harapan. Cahaya dari bunga ajaib mulai memancar dan menghancurkan kegelapan di langit. Hutan ajaib pun terbebas dari kutukan.

Putri Bunga tidak hanya penyelamat hutan ajaib dan kerajaan, tetap juga simbol cinta dan ketulusan. Dengan cinta dan ketulusan sejati, kegelapan paling pekat pun dapat dikalahkan.*

Tanggal terbit: Klasika Kompas, 27-07-2025
Pengarang: Pitrus Puspito
Editor: Yudi Suharso
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita
Tema: Empati